si penipu celaka itu
entah kemana ia bersembunyi
masih terus mencari
walau arah ternyata kabur
si penipu laknat itu
hatinya hitam perutnya berbau bangkai
tiada otak tiada kewarasan
terkeluar dari landasan manusia
menyimpang menjadi binatang
menonjolkan perwatakan gampang
lubuk mana tak berkeladak
sedang si penipu menangguk sampah
luka mana tak berdarah
andai dirodok belati pendusta
hati mana tak resah
kalau si bedebah itu berselindung di balik kabus
bayangnya kelam rupa tak ada
andai ketemu si bangsat itu
nescaya hukuman mandatori dijatuhkan
binatang tak layak dilayan setaraf manusia
kalau dilayan besarlah kepala
lebarlah langkah tak terkejar lagi
si tertipu ini memang kasihan
sudah dipesan bukan sekali
mahu percaya si musang berbulu ayam
konon sang ular tak makan katak
apa kejadah sedang haruan kerjakan anak
marah si tertipu bukan mainan
si penipu juga bukan bermain
nasib si tertipu akalnya sejengkal
nak salahkan si penipu
si tertipu pun sengal
No comments:
Post a Comment